Rabu, 23 Maret 2011

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REKRISTALISASI

         
I.                   JUDUL
Rekristalisasi
II.                TUJUAN
1.      Mengenal cara melakukan rekristalisasi.
2.      Terampil melakukan reristalisasi.
III.             DATA PENGAMATAN
Garam
No.
Pembanding
Sebelum
Sesudah
1.
Warna
Putih kecoklatan
Putih
2.
Kelembutan kristal
Kasar
Halus
3.
Massa kristal
8,6 gr
1,7 gr
4.
Bentuk kristal
Butiran
Serbuk

Tembaga sulfat
No.
Pembanding
Sebelum
Sesudah
1.
Warna
Biru tua
Biru muda
2.
Kelembutan kristal
Kasar
Halus
3.
Massa kristal
5 gr
4 gr
4.
Bentuk kristal
Butiran
Serbuk

IV.             PEMBAHASAN
1.      Rekristalisasi Garam Dapur (NaCl)
Tujuan dari percobaan ini adalah memisahkan garam dari kotoran-kotoran yang terkandung didalam garam. Dari hasil percobaan, dapat diketahui beberapa perbedaan dan perubahan pada garam dapur sebelum dan sesudah reaksi. Garam dapur yang belum mengalami proses rekristalisasi berwarna putih kecoklatan dan kasar, sedangkan yang sudah mengalami proses rekristalisasi berwarna putih bersih dan bentuknya lebih halus.
Dengan rekristalisasi sederhana yang meliputi pelarutan dalam akuades, penyaringan dengan kertas saring serta pemanasan yang telah dilakukan kotoran-kotoran yang terkandung didalam garam dapur terpisah dari garam. Hal ini disebabkan karena sebelum larutan air garam dipanaskan lalu dikristalkan, larutan tersebut disaring dengan kertas saring terlebih dahulu. Pemanasan garam dapur pada proses rekristalisasi menyebabkan merenggangnya molekul-molekul zat dalam garam dapur sehingga kristal hasil rekristalisasi lebih lembut dari kristal semula dan massa garam lebih sedikit dari massa semula.
Pada proses rekristalisasi garam dapur, praktikan harus memperhatikan dengan seksama langkah-langkah yang dilakukan agar didapat hasil yang baik dan sesuai. Kebersihan alat yang digunakan, penggunaan timbangan dan saat pemanasan sangat mempengaruhi hasil dari rekristalisasi.
Untuk Rendemen (R) = m akhir / m awal x 100%
R = 1,7 / 8,6 x 100% = 19,7674%
2.      Rekristalisasi Tembaga Sulfat (CuSO4)
Sebelum proses rekristalisasi tembaga sulfat berwarna biru tua dan kristal berbentuk besar kasar. Sedangkan setelah melalui proses rekristalisasi yang terdiri dari proses pelarutan, penyaringan dan pemanasan sehingga larutan tembaga sulfat menguap maka didapatkan kristal tembaga sulfat menjadi berwarna biru muda dan kristal berbentuk halus.
Proses penyaringan pada percobaan ini sangat penting karena kotoran yang tertinggal pada kertas saring tidak ikut larut dalam akuades. Tembaga sulfat jika dibandingkan dengan garam dapur cenderung memiliki sifat yang sulit larut dalam akuades, sehingga pengadukan yang dilakukan harus lebih lama.
Kotoran-kotoran yang terkandung dalam tembaga sulfat dapat dipisahkan melalui proses rekristalisasi dan  massa tembaga sulfat sebelum proses rekristalisasi lebih banyak dibanding dengan massa tembaga sulfat setelah rekristalisasi.
Untuk R = m akhir / m awal x 100%
R = 4 / 5 x 100% = 80%
V.                KESIMPULAN
1.      Rekristalisasi adalah salah satu metode pemurnian zat dari pengotornya yang berbentuk kristal.
2.      Prinsip kerja rekristalisasi yaitu :
a.       Pelarutan : melarutkan kristal dalam air.
b.      Penyaringan : menyaring larutan dengan kertas saring hingga didapat filtratnya.
c.       Pemanasan dan penguapan : memanaskan dan menguapkan air dalam filtrat hingga kering.
d.      Pendinginan : membiarkan hasil pemanasan hingga dingin sehingga didapatkan kristal yang lebih bersih dari pengotornya.
3.      Berat zat setelah proses rekristalisasi akan berkurang karena kotoran-kotoran yang terkandung telah hilang dan beberapa ada yang menguap.
4.      Garam dapur yang telah mengalami proses rekristalisasi berwarna lebih putih dan halus.
5.      Tembaga sulfat yang telah mengalami proses rekristalisasi berwarna biru muda dan lebih halus.
6.      Nilai Rendemen (R) untuk NaCl = 19,7674% dan Rendemen (R) untuk CuSO4 = 80%.
VI.             DAFTAR PUSTAKA
Budi Hartono, Agus. 1999. Kimia Dasar I. Surakarta: UNS Press
Keenan. 1979. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Sukarjo. 1985. Kimia Fisika. Yogyakarta: Bina Aksara
Tim Dosen. 1990. Petunjuk Praktikum Kimia TPB. Bandung: FMIPA-ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar